Strategi Komunikasi untuk Perbaiki Citra dan Reputasi
Membangun citra dan reputasi tidklah mudah. Butuh waktu dan kerja keras untuk mencapainya. Namun, akibat sebuah situasi dan atau kondisi, baik ekonomi maupun politik, citra dan reputasi bisa saja seketika ambruk karena kejadian tertentu.
Namun begitu, setiap orang atau organisasi tentu ingin selalu memiliki citra baik, positif dan terhormat, meskipun saat melakukan kesalahan. Oleh karena itu, sangat penting diupayakan dengan berbagai cara untuk bisa mengembalikan citra positifnya dan memulihkan kembali reputasinya.
William L. Benoit, seorang profesor dari Ohio University yang sangat dikenal di dunia komunikasi, mencetuskan sebuah teori komunikasi yang sangat terkenal pada saat ini. Yakni teori pemulihan citra atau Image Restoration Theory.
Benoit melalui buku “Account, Excuses, and Apologies” yang diterbitkan pada tahun 1994 memberikan gambaran yang jelas mengenai teori pemulihan citra ini. Dikatakan, bahwa teorinya itu bertujuan untuk mempertahankan citra atau reputasi positif, dan memulihkan citra yang terlanjur buruk.
Menurutnya, reputasi yang negatif atau citra yang rusak, bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena disengaja (oleh dirinya sendiri atau pesaing). Kedua, karena tidak disengaja (misalnya karena salah perkataan, atau salah perbuatan). Ketika hal tersebut terjadi, maka secara otomatis, tokoh atau organisasi tersebut mengalami permasalahan dengan citranya.
Benoit menciptakan teorinya berdasarkan asumsi bahwa ketika mengalami kerusakan citra, komunikator akan berupaya maksimal atau termotivasi untuk mengembalikan nama baik atau citranya ke tingkat yang diharapkan.